Frasa adalah unit tata bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak terdiri dari subjek dan predikat (non-predikat). Unit tata bahasa menjelaskan dan mendistribusikan berita sebagai frasa, karena anggota unit bahasa tidak menyediakan subjek atau memberikan judul. Istilah lain yang sering digunakan dalam linguistik Indonesia adalah sekelompok kata.
Menurut Ramlan (1985), frasa adalah unit tata bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melebihi batasan fungsional dari klausa dasar. Unsur-unsur S, P, O, suplemen, dan informasi yang tidak melampaui unsur-unsur klausa.
Misalnya, Eka membaca majalah di ruang tamu. Dalam fungsi ini, E menempati fungsi S, membaca menempati fungsi P, majalah menempati fungsi O, dan menempati fungsi informasi di ruang tamu.
Di sisi lain, menurut Kridalaksana (1984), frasa adalah kombinasi tak terduga dari dua kata atau lebih. Kombinasi itu padat dan mungkin jarang. Sebagai contoh, Takayama adalah ungkapan karena memiliki struktur yang tidak terduga. Dari dua pendapat di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa fitur utama klausa ini adalah:
- Kombinasi dua kata atau lebih
- Kata-kata gabungan dalam frasa tidak dapat diprediksi.
Frasa tidak dibatasi oleh jumlah kata atau satuan panjang. Sebuah frasa dapat terdiri dari dua, tiga, empat, lima, enam kata, dan seterusnya. Seperti contoh berikut:
- Buku saya.
- Buku sejarah saya.
- Buku teks sejarah saya.
- Buku tentang sejarah perjuangan rakyat Indonesia.