Taksonomi adalah istilah berasal dari bahasa Yunani kuno, “taksi” artinya pengaturan dan “nomia,” untuk metoda. Jadi bila diterjemahkan menjadi “metode pengaturan”.
Abad 18 dan ke-19 terjadi peningkatan besar dalam penemuan ilmiah, khususnya di bidang biologi, botani dan zoologi. Para Naturalis melakukan perjalanan lebih luas dan terus-menerus menemukan tanaman dan hewan baru.
Pada saat itu, para naturalis tidak memahami ide bahwa beberapa hewan dan tanaman mungkin terkait melalui proses evolusi, tetapi mereka tidak menggunakan taksonomi untuk menempatkan segala sesuatu ke dalam kategori yang berbeda sesuai dengan karakteristik fisik mereka.
Pengertian Taksonomi
Pengertian dari taksonomi bervariasi dari berbagai sumber, tetapi inti dari ilmu taksonomi adalah: konsepsi, penamaan, dan klasifikasi kelompok organisme. Dua hal lain yang berhubungan dengan taksonomi, yaitu “sistematika” dan “klasifikasi”. Hubungan yang tepat untuk taksonomi juga bervariasi dari sumber ke sumber karena penggunaan tiga istilah dalam biologi.
Sebagai titik acuan, pengertian terbaru dari taksonomi disajikan di bawah ini:
- Taksonomi adalah teori dan praktek dalam pengelompokan individu menjadi spesies, mengatur spesies dalam kelompok yang lebih besar, dan memberikan nama kelompok-kelompok tersebut, sehingga menghasilkan klasifikasi.
- Taksonomi adalah sebuah bidang ilmu (dan komponen utama dari sistematika) yang mencakup deskripsi, identifikasi, nomenklatur, dan klasifikasi.
- Taksonomi adalah Ilmu klasifikasi, dalam biologi penataan organisme ke dalam klasifikasi.
- Taksonomi adalah Ilmu klasifikasi yang diterapkan untuk organisme, termasuk studi tentang cara pembentukan spesies, dll.
- Taksonomi adalah “Analisis karakteristik suatu organisme untuk tujuan klasifikasi”
Pada 1735, naturalis asal Swedia, yang bernama Carolus Linnaeus, menulis jurnal yang diterbitkan dalam “Systema Naturae.” Di dalamnya, ia mengusulkan sistem klasifikasi menggunakan “genus” dan “spesies” sebagai kategori.
Macam – Macam Klasifikasi Mahluk Hidup
Sistem klasifikasi digolongkan menjadi tiga yaitu, sistem natural/alami, artifisial/buatan, dan modern (filogenetik). Berikut adalah penjelasannya :
Sistem Natural atau Alami
Sistem klasifikasi yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari struktur tubuh eksternal (morfologi) dan struktur tubuh internal (anatomi) secara alami.
Para peneliti lebih menganut pada struktur sistem alami makhluk hidup. Salah satu penganut sistem ini yang terkenal adalah Carolus Linnaeus pada abad ke 18. Linnaeus mempunyai pendapat bahwa setiap masing-masing tipe makhluk hidup memiliki bentuk yang berbeda. Oleh karena itu, dengan jalan inilah, Carolus Linnaeus dapat mengenali 10.000 jenis tanaman dan 4.000 jenis hewan.
Sistem Artifisial atau Buatan
Sistem klasifikasi buatan dibandingkan dengan sistem klasifikasi alami memang lebih baik, sempurna, dan lebih mudah dipahami. Sistem klasifikasi buatan adalah sistem pengelompokanmakhluk hidup berdasarkan kesamaan ciri-ciri yang telah ditetapkan oleh peneliti sendiri. Misalnya seperti ukuran, bentuk, dan habitat makhluk hidup. Maksudnya berarti para peneliti akan membuat sendiri kriteria apa saja yang akan dibandingkan antara makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang lain.
Penganut sistem ini yang terkenal adalah ilmuan seperti Aristoteles dan Theophratus yang telah digunakan sejak lama (370 SM).
Sistem Modern atau Filogenetik
Sistem modern atau filogenetik adalah sistem klasifikasi makhluk hidup yang berdasarkan pada hubungan kekerabatan secara evklusioner. Sistem ini juga menggunakan beberapa parameter yang lebih kompleks dalam klasifikasi ini sebagai berikut :
- Persamaan struktur tubuh diketahui secara eksternal dan internal.
- Menggunakan biokimia perbandingan dalam tubuh. Misalnya seperti pada hewan Limuluspolyphemus, karena sistem ini lebih detail dalam menentukan hubungan kekerabatan pada suatu jenis makhluk hidup, pada hewan ini yang dulunya dimasukkan ke dalam golongan rajungan (crab) karena bentuknya yang mirip, pada akhirnya tidak lagi dapat dimasukkan ke dalam golongan rajungan setelah dianalisis dan terbukti struktur biokimia dari darah hewan ini lebih dekat ke dalam kelompok laba-laba (spider).
- Genetika modern atau gen juga digunakan untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup. Adanya persamaan gen menunjukkan hubungan kekerabatan.
Contoh klasifikasi Mahluk Hidup
-
Ayam (Gallusgallus)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Pasoanidae
Genus : Gallus
Spesies : Gallusgallus
-
Belalang (Acridaconica)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera (semua jenis belalang)
Famili : Acrididae
Genus : Acrida
Spesies : Acridaconica
-
Domba (Ovisaries)
Kingdom : Animlia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Genus : Ovis
Spesies : Ovisaries
-
Cumi-Cumi (Mastigoteuthisflammea)
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Ordo : Teuthida (semua jenis cumi-cumi)
Famili : Mastigoteuthidae
Genus : Mastigoteuthis
Spesies : Mastigoteuthisflammea
-
Bintang Laut
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Asteroidea (semua jenis bintang laut)
Ordo : Forcipulatida
Famili : Asteriidae
Genus : Pisaster
Spesies : Pisasterochraceus
Tujuan dan Manfaat Taksonomi
Tujuan dari taksonomi makhluk hidup adalah:
- mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain
- mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki
- memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya
- mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup
Berdasarkan tujuan tersebut, sistem taksonomi makhluk hidup memiliki manfaat seperti berikut.
- Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
- Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain.
Prinsip Taksonomi
Prinsip taksonomi adalah metode ilmiah untuk mengklasifikasi organisme sesuai dengan hubungan alam dengan cara yang terstruktur. Dalam biologi dan zoologi, struktur hirarkis biasanya, dimulai dengan “kerajaan” dan bekerja ke bawah untuk “spesies.”
Genus dan Species
Dalam tatanan hierarkis, genus datang atas spesies, genus dan mungkin berisi satu atau lebih spesies. Hal ini dikenal sebagai “binomial” nomenklatur, sebagai organisme memiliki nama genus dan spesies. Sebagai contoh, manusia adalah baik “homo” dan “sapiens.” Homo adalah genus, dan sapiens adalah spesies. Linnaeus juga menciptakan kategori di atas genus dan spesies yang lebih luas, seperti “ketertiban.” Perintah “primata” adalah contoh karena termasuk monyet, kera dan manusia. Klasifikasi Linnaeus jelas menunjukkan bahwa manusia adalah binatang.
Charles Darwin
Prinsip-prinsip Linnaean taksonomi diubah oleh karya Charles Darwin. Karyanya pada prinsip-prinsip evolusi dan proses seleksi alam menunjukkan bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu. Namun, para ilmuwan lebih tua, seperti Linnaeus, punya masalah menerima bahwa satu spesies dapat berkembang ke yang lain, meskipun Linnaeus diterima bahwa tanaman persilangan menghasilkan varietas baru.
Penemuan Darwin mengubah pendekatan untuk taksonomi, dan klasifikasi mulai mencerminkan hubungan evolusioner dan pohon-pohon keluarga hewan hidup hari ini.
Taksonomi modern
Selain menunjukkan bagaimana spesies makhluk hidup memiliki nenek moyang yang sama, taksonomi modern ini juga menunjukkan bagaimana evolusi menggunakan sistem bercabang untuk mempertahankan hidup. Istilah untuk ini adalah “cladistic” taksonomi. Sistem cabang disebut “radiasi adaptif.” Hal ini menunjukkan bagaimana hewan, dan tumbuhan, menggunakan proses adaptasi untuk bertahan hidup di bioma tertentu dan ekosistem.
Perkembangan prinsip-prinsip taksonomi sedang berlangsung, para ahli biologi mencoba untuk menyepakati metode baru yaitu mengklasifikasikan ordo dalam sistem, seperti “domain” dan “kerajaan.” Terima kasih telah membaca artikel Pengertian Taksonomi dan Prinsip Taksonomi Biologi pada blog budisma.net semoga bermanfaat bagi kita semua.