Tuhan untuk ‘Orang Awan’
Monte Albán, yang reruntuhannya terlihat di sini dengan pegunungan di kejauhan, adalah ibu kota Zapotec. |
Meksiko modern telah menjadi rumah bagi peradaban yang semarak selama ribuan tahun. Mungkin tidak ada contoh yang lebih baik dari peradaban Zapotec ini . Juga dikenal sebagai ‘orang-orang awan’, peradaban Zapotec berpusat di dataran tinggi Meksiko selatan saat ini, di Lembah Oaxaca. Dari ibu kota mereka, Monte Albán, Zapotec berdagang dengan peradaban Mesoamerika lainnya dan menjadi makmur sekitar tahun 500 SM. C. sampai kira-kira 900 d. C. Selain barang-barang material, Zapotec akan berbagi dewa mereka dengan peradaban Mesoamerika lainnya. Salah satu dewa Zapotec terpenting adalah Cocijo , dewa hujan, guntur, dan kilat. Cocijo adalah dewa yang cocok untuk orang-orang yang melihat diri mereka hidup di antara awan.
Kemampuan dan penampilan Cocijo
Cocijo adalah salah satu dewa utama jajaran Zapotec, bersama dengan Coquihani, dewa cahaya. Zapotec, seperti peradaban Mesoamerika lainnya, bersifat politeistis dan percaya bahwa para dewa mewujudkan gagasan budaya dan elemen alam yang berbeda. Selain Cocijo dan banyak lainnya, Zapotec menyembah Copijcha, dewa matahari dan perang, dan Pitao Cozobi, dewa jagung. Beberapa dewa ditunjuk sebagai dewa pelindung kota-kota tertentu. Tanggung jawab Cocijo jauh melampaui kota, jagung, atau perang.
|
Ciri fisik Cocijo, yang terlihat di sini, dimaksudkan untuk mewakili berbagai kemampuannya. |
Selain menjadi dewa hujan, guntur, dan kilat, Cocijo sangat penting karena dua alasan lainnya. Pertama, kemampuan Cocijo menyediakan hujan dianggap vital bagi masyarakat agraris seperti Zapotec. Lembah Oaxaca, dengan medan pegunungan, curah hujan sedang, dan iklim sejuk, adalah tempat yang sempurna untuk dewa seperti Cocijo. Kedua, Cocijo adalah dewa pencipta dalam jajaran Zapotec. Zapotec percaya bahwa Cocijo menciptakan sebagian besar alam semesta fisik, semua benda langitnya, ciri fisik Bumi, dan kehidupan di Bumi itu sendiri.
Kemampuan Cocijo dilambangkan dalam fitur fisiknya. Dari sudut pandang desain yang luas, Cocijo adalah perpaduan antara jaguar dan ular. Juga, bagian wajahnya yang berbeda mewakili elemen cuaca dan bagian langit yang berbeda. Misalnya, lidah ular bercabang Cocijo melambangkan dominasinya atas petir. Alis dan kelopak mata bagian bawahnya menyatu untuk melambangkan awan, langit, dan hujan yang disediakannya. Kepentingan dan pengaruh besar Cocijo dirasakan bahkan ketika peradaban Zapotec menurun dan menghilang.
Warisan Cocijo
Peradaban Zapotek membentang dua periode kronologi Mesoamerika, periode Klasik (sekitar 300 M-950 M) dan periode Postklasik (sekitar 950 M-1521 M). Zapotec makmur pada periode Klasik dan menurun pada periode Pasca-Klasik, tetapi kepentingan Cocijo tetap konstan. Misalnya, penelitian arkeologi baru-baru ini menunjukkan bahwa Zapotec mengasosiasikan setiap arah mata angin dengan Cocijo-nya sendiri. Untuk bukti lebih lanjut tentang warisan dan kepentingan Cocijo, kita dapat melihat bagaimana peradaban yang muncul setelah Zapotec mendapatkan inspirasi dari Cocijo.
Dewa Aztec Tlaloc, terlihat di sini, sangat terinspirasi oleh Cocijo dan memiliki banyak karakteristik yang sama. |
Pengaruh Cocijo dirasakan di peradaban Mesoamerika yang paling terkenal, suku Aztec dan Maya. Dewa Aztec Tlaloc dan dewa Maya Chaac memiliki banyak kesamaan dengan Cocijo. Selain dewa-dewa ini, orang Mesoamerika masih menyembah Cocijo sendiri berabad-abad setelah hilangnya Zapotec. Setelah penaklukan Spanyol pada abad ke-16, keturunan Zapotec terus menyembah Cocijo. Hingga tahun 1540-an, Inkuisisi Spanyol menuntut orang India karena melakukan pengorbanan manusia atas nama Cocijo. Selama lebih dari 1.500 tahun, dewa hujan, guntur, dan kilat menjalankan kekuasaan yang luar biasa atas masyarakat Zapotec dan kehidupan religius.
Ringkasan Pelajaran
Cocijo , dewa hujan, guntur, dan kilat, adalah salah satu dewa utama peradaban Zapotec . Suku Zapotec, juga dikenal sebagai ‘orang awan’, menyembah Cocijo sebagai dewa pencipta dan pembawa hujan yang melimpah. Pengaruh Cocijo pada masyarakat Mesoamerika meluas berabad-abad melampaui umur masyarakat Zapotec itu sendiri. Dewa Aztec dan Maya, masing-masing Tlaloc dan Chaac , terinspirasi oleh Cocijo. Bahkan setelah kedatangan penjajah Spanyol, kultus Cocijo masih ada di beberapa bagian kolonial Meksiko.