berkomunikasi secara visual
Orang-orang di AS menghabiskan rata-rata 18 menit sehari untuk membaca buku. Kami membandingkan ini dengan rata-rata 3 jam yang dihabiskan orang untuk menonton televisi.
Dari iklan televisi hingga iklan yang diintegrasikan ke dalam program primetime, hingga papan reklame dan halaman depan majalah, pesan media diarahkan pada pemirsa dan pembaca. Iklan dan komersial dapat memiliki efek emosional yang kuat.
Mari kita berhenti sejenak dan mempertimbangkan bagaimana media visual seperti ini mengkomunikasikan pesan mereka. Dengan begitu, saat Anda menemukan iklan lagi, Anda akan dilengkapi dengan alat untuk memecahkan kode arti dari kombinasi teks dan gambar.
Orang menghabiskan 3 jam sehari menonton televisi. |
Di dunia di mana orang menghabiskan lebih banyak waktu menonton televisi daripada membaca, kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mempelajari bahasa verbal dan tidak cukup waktu untuk mengembangkan keterampilan literasi visual. Literasi visual mengacu pada keterampilan yang digunakan pemirsa saat “membaca” gambar. Menurut prinsip literasi visual, gambar mengekspresikan makna dengan cara yang sama seperti bahasa tertulis yang dikomunikasikan menggunakan kata-kata.
Pesan media visual disampaikan dalam berbagai format, antara lain:
- Iklan
- Foto
- buku komik
- situs web
- Film dan televisi
Untuk lebih memahami bagaimana media visual menyampaikan pesan, pelajaran ini mengeksplorasi proses pembuatan iklan.
Pembuatan pesan media visual
Saat pertama kali ingin membuat gambar yang bermakna, Anda harus sudah memikirkan tiga hal: audiens, tujuan, dan konteks. Tanyakan pada diri Anda sendiri tiga pertanyaan penting ini:
- Siapa audiens Anda?
- Pesan apa yang akan disampaikan oleh gambar visual tersebut kepada mereka?
- Dalam konteks apa audiens Anda akan menemukan gambar tersebut?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan memandu Anda melalui proses pembuatan pesan visual Anda.
Sama seperti pembaca yang menyadari suara pendongengnya, produser media harus memiliki gagasan tentang dengan siapa mereka berkomunikasi. Memahami audiens Anda akan membantu memandu dan mengarahkan cara Anda membentuk pesan Anda.
Dari berbicara kepada anak-anak prasekolah hingga tentara di ketentaraan, hingga sekelompok wanita hamil atau pemuda perkotaan yang berisiko, pesan Anda akan tersampaikan saat Anda tahu siapa yang membaca. Betapa memalukannya menyerahkan brosur veteran Angkatan Darat yang ditujukan kepada anak prasekolah? Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk memahami audiens target Anda.
Anda kemudian dapat menentukan tujuan dan maksud pesan Anda berdasarkan pengetahuan Anda tentang audiens Anda. Iklan menawarkan contoh sempurna untuk skenario ini karena memiliki tujuan yang jelas.
Billboard dan iklan majalah bertujuan untuk menjual produk. Iklan TV mungkin memiliki tujuan tambahan untuk menghibur pemirsa Anda, karena iklan tersebut perlu mencegah mereka untuk mengubah saluran. Selain itu, iklan mungkin bertujuan untuk membangkitkan pengalaman yang terkait dengan produk Anda.
Iklan ‘The Real Thing’ Coca-Cola mencontohkan strategi yang terakhir. Dengan menargetkan pesan visual ke audiens dan tujuan tertentu, iklan mengaitkan produk Anda dengan sore yang menyenangkan di stan.
Iklan Coca-Cola mengaitkan produk dengan pengalaman olahraga musim panas dan nilai keaslian. |
Terakhir, penulis memilih konteks di mana pemirsa akan membaca gambar tersebut. Media apa yang akan menerima pesan? Apakah pesan tersebut akan disampaikan dalam iklan TV? Iklan majalah yang mengilap? Papan reklame? Pemilihan media memainkan peran penting dalam menyampaikan pesan karena menentukan bagaimana pembaca berinteraksi dengan konten.
Misalnya, akan menjadi keputusan yang buruk untuk menempatkan iklan kata di samping bus, misalnya, karena pembaca mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk membacanya saat kendaraan melaju kencang.
Iklan di sisi bus |
sintaks visual
Sama seperti kesimpulan terbuka untuk sebuah buku yang bagus dapat mengarahkan pembaca ke kesimpulan yang berbeda, citra visual dapat menginspirasi semua jenis interpretasi yang berbeda. Komunikasi visual lebih merupakan seni daripada sains.
Dibandingkan dengan komunikasi verbal, di mana sebuah kata dipasangkan cukup erat dengan ide terkait, gambar dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda. Dengan mengikuti prinsip komposisi visual, seniman dapat lebih memahami pesan dari gambar mereka.
Alih-alih dikomunikasikan secara verbal, gambar menyampaikan makna melalui sintaks visual , susunan elemen dalam komposisi. Dalam literatur, sintaks kata kerja mengacu pada cara seorang penulis menyusun kata dan frasa untuk membangun kalimat yang bermakna.
Demikian pula, seniman menggunakan sintaks visual saat memilih ukuran kanvas mereka, memutuskan warna apa yang akan digunakan, dan mengatur bentuk di atas kanvas. Memasangkan teks dengan gambar adalah cara yang bagus untuk menambahkan presisi pada pesan visual.
Seniman memanfaatkan prinsip komposisi ini saat membentuk pesan visualnya. Memasang satu atau beberapa elemen komposisi pada kanvas Anda juga dapat memberikan kesan yang kuat pada audiens Anda.
Mengubah gambar dari warna menjadi hitam putih, misalnya, dapat memberikan efek menciptakan kesan artistik atau vintage. Alih-alih memilih posisi latar depan yang jelas untuk elemen terpenting dalam gambar, pertimbangkan untuk memanfaatkan ruang negatif , latar belakang yang sering luput dari perhatian. Ini bisa memiliki efek menarik perhatian pemirsa ke latar belakang.
Elemen lain, seperti kedalaman, kecerahan, bayangan, aliran gerakan, arah, keseimbangan, kontras, dan rasio visual/tekstual, juga efektif dalam mengarahkan pandangan pemirsa.
Ringkasan Pelajaran
Penekanan guru bahasa Inggris pada literasi verbal mengabaikan banyaknya pesan yang diterima anak melalui media visual. Fakta bahwa orang lebih banyak menonton televisi daripada membaca buku menunjukkan pentingnya literasi visual . Tetapi berkomunikasi dengan gambar sama efektifnya dengan menggunakan kata-kata. Belajar menguasai literasi visual membutuhkan pertanyaan yang berkaitan dengan penonton, tujuan, dan konteks .
Sama seperti Anda membuat tulisan, seniman juga membuat gambar menggunakan sintaks visual (susunan elemen dalam komposisi). Dengan mengikuti prinsip-prinsip komposisi visual, termasuk pembingkaian, ukuran, warna, ruang negatif (latar belakang), kedalaman, cahaya, bayangan, arah, dan keseimbangan, seniman dapat memperhitungkan banyak kemungkinan interpretasi yang dapat dibuat oleh penonton.