Pengendalian Sosial: Cara, Sifat, dan Jenis – Berbagai cara dalam pengendalian sosial, dapat dilakukan untuk membatasi tindakan yang melanggar aturan.
Cara Pengendalian Sosial
Cara pengendalian sosial ada 2 macam, yaitu:
Persuasif (tanpa kekerasan)
Persuasif merupakan cara pengendalian sosial tanpa kekerasan. Pada pengendalian ini dapat menyentuh pada orang yang ingin dikendalikan dengan cara mengajak, menasehati, dan sebagainya.
Contoh: merebaknya penyalahgunaan narkoba menjadi suatu hal yang sangat mengkhawatirkan. Berbagai upaya, misalnya dengan cara memberi penyuluhan dan mengajak masyarakat agar tidak terjerumus dalam penggunaan narkoba.
Cara yang ditempuh tersebut adalah dengan cara tanpa kekerasan (persuasif). Cara persuasif akan efektif apabila dilakukan kepada orang yang belum menggunakan narkoba.
Coersif (dengan paksaan)
Coersif merupakan cara pengendalian sosial dengan suatu paksaan. Biasanya cara ini ditempuh bila terjadi kesulitan untuk melakukan pengendalian.
Coersif biasanya digunakan setelah cara persuasif sudah tidak mempan lagi. Tindakan coersif akan lebih ampuh apabila sudah didahului dengan cara persuasif dan jelas-jelas sudah mengganggu ketertiban umum.
Contoh: pedagang kaki lima seringkali dengan semaunya sendiri untuk berjualan di tempat ramai. Mereka menggelar dagangannya di trotoar yang sebenarnya disediakan untuk pejalan kaki. Upaya peringatan dengan surat teguran tidak digubris para pedagang. Akhirnya mereka dipaksa/digusur untuk pergi dari trotoar karena mengganggu ketertiban umum. Cara pengendalian sosial seperti ini adalah dengan cara paksaan (coersif)

Sifat Pengendalian Sosial
Disamping cara pengendalian sosial seperti sudah dikemukakan diatas, ada pula pengendalian sosial yang dilihat dari sifatnya, sifat pengendalian sosial yaitu:
Preventif
Preventif adalah sifat pengendalian sosial dengan berusaha mencegah sebelum terjadi sesuatu hal yang tidak di inginkan. Tindakan ini sudah diperhitungkan dengan matag bahwa suatu pelanggaran mungkin akan terjadi sehingga perlu di antisipasi. Contoh: agar tidak banyak terjadi kecelakaan lalu lintas di jalan raya, maka para pejalan kaki diberikan jembatan penyeberangan. Tujuan dari pembuatan jembatan penyeberangan adalah agar pejalan kaki tidak memotong jalan yang dapat membahayakan jiwanya. Namun masih saja terjadi para pejalan kaki yang enggan berjalan dijembatan penyeberangan dengan berbagai alasan misalnya capek, tinggi, malas, dan msalah keamanan.
Represif
Represif adalah sifat pengendalian sosial yang dilakukan dengan kekerasan. Biasanya pengendalian represif dilakukan setelah berkali-kai terjadi peringatan. Contoh: pembubaran para demonstran oleh aparat dengan kekerasan setelah para demonstran dianggap telah melanggar aturann yang ada. Biasanya para demonstran menginginkan permintaannya dikabulkan. Dalam suasana seperti ini akan mudah untuk terjadi kerusuhan. Oleh karena itu, pengendalian yang bersifat represif cukup efektif dilakukan.
Jenis Pengendalian Sosial
Berbagai jenis pengendalian sosial yaitu sebagai berikut:
Pendidikan
Pendidikan merupakan cara yang efektif untuk melakukan pengendalian sosial. Dengan pendidikan, seseorang diberikan pengetahuan tentang apa yang baik dan apa yang buruk.
Agama
Agama merupakan cara pengendalian sosial yang sangat efektif pada masyarakat. Keyakinan pada ajaran agama akan membatasi individu untuk melakukan suatu perbuatan yang sesuai perintah agamanya.
Hukum
Hukum menjadi alat pengendali yang efektif apabila masyarakat sudah mempunyai kesadaran yang tinggi. Dalam masyarakat modern, hukum menjadi suatu alat pengendali paling tinggi.
Kekerasan
Kekerasan menjadi efektif dalam pengendalian sosial ketika individu yang dikendalikan sulit untuk diberi penjelasan pada situasi yang kacau balau. Massa yang bertingkah laku brutal akan lebih efektif bila diberikan kekerasan dari pada dengan himbauan.
Cemoohan
Cemoohan menjadi pengendalian terhadap individu yang dilakukan menyimpang. Cemoohan akan efektif pada kelompok masyarakat tertentu.
Desas-desus
Desas-desus dapat mencegah suatu penyimpangan yang akan dilakukan oleh individu. Dengan adanya desas-desus biasanya individu mengurungkan niatnya untuk berbuat tindakan yang menyimpang.
Teguran
Teguran sebagai alat pengendali sosial akan mudah dilakukan pada pengendalian secara individual. Orang yang ditegur biasanya akan merasa malu dan tidak mengulangi perbuatannya.
Lembaga Pengendali Sosial
Pengadilan
Pengadilan menjadi lembaga pengendalian sosial pada masyarakat yang mengedepankan hukum. Pengadilan memberikan sanksi kepada pelaku pelanggaran dengan berdasarkan aturan yang sudah ditetapkan.
Kepolisian
Kepolisian adalah lembaga yang menjadi penegak hukum. dalam fungsinya sebagai penegak hukum, kepolisian sangat di butuhkan oleh masyarakat.
Adat
Pada masyarakat yang tradisional, sebuah adat menjadi alat yang efektif untuk mengendalikan para anggotanya.
Upaya Pengendalian Sosial
Berdasarkan Gagasan yang digunakan, ada dua metode yang digunakan untuk mengendalikan penyimpangan sosial yaitu melalui pendekatan nilai dan norma sosial, atau melalui pemanfaatan peran lembaga sosial.
Pendekatan Nilai dan Norma Sosial
Pendekatan nilai dan norma sosial merupakan bentuk sosialisasi nilai dan norma yang berlaku di lingkungan masyarakat agar setiap individu dapat menanamkan nilai-nilai positif yang diterima oleh lingkungannya.
Berikut beberapa upaya yang dilakukan untuk menanamkan nilai dan norma sosial, yaitu:
- Pemberian Nasihat
- Pemberian Ajaran Agama
- Pemberian Pendidikan
- Pemberian Peringatan
- Pemberian Sanksi atau Hukuman
Pemanfaatan Lembaga Sosial
Pendekatan nilai dan norma sosial sebagai upaya pengendalian sosial akan semakin efektif jika ada kerjasama dari lembaga-lembaga sosial seperti petugas keamanan, lembaga peradilan hukum, tokoh masyarakat, dan adat istiadat.
Petugas Keamanan, Misalnya polisi, security, satpam, tentara, ataupun warga masyarakat.
Lembaga Peradilan, Sanksi atau hukuman yang diberikan oleh lembaga peradilan dapat berupa denda, hukuman kurungan, atau hukuman mati.
Tokoh Masyarakat, Keberadaan tokoh masyarakat yang disegani oleh anggota masyarakat secara tidak langsung dapat menjadi suatu bentuk pencegahan terhadap penyimpangan sosial.
Adat Istiadat , Beberapa bentuk sanksi dalam adat istiadat yang sering digunakan untuk mengendalikan penyimpangan sosial antara lain cemoohan, ejekan, pengarakan keliling kampung, pengucilan, cambuk, pemotongan jari tangan, hingga pengusiran dari lingkungan yang bersangkutan.
Terima kasih banyak ilmunya, sangat membantu
sama-sama…. senang bisa membantu anda
Upaya pengendalian sosial gak ada bang
sudah saya tambahkan