Marxisme, sederhananya, adalah jenis sistem ekonomi yang diusulkan oleh Karl Marx di mana tidak ada kelas. Pemerintah akan mengendalikan semua sumber daya dan alat-alat produksi, secara teori, memastikan kesetaraan. Patut dicatat bahwa ada banyak variasi “komunisme,” dan semua tipe pemerintahan seperti ini sampai saat ini belum secara jujur / berhasil mengimplementasikannya sebagaimana diidealkan oleh Marx.
Salah satu alasan mengapa Marxisme merupakan sistem pemikiran yang amat kaya adalah bahwa Marxisme memadukan tiga tradisi intelektual yang masi telah sangat berkembang saat itu, yaitu filsafat Jerman, teori politik Prancis, dan ilmu ekonomi Inggris. Marxisme tidak bisa begitu saja dikategorikan sebagai “filsafat” seperti filsafat lainnya, sebab marxisme mengandung suatu dimensi filosofis yang utama dan bahkan memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap banyak pemikiran filsafat setelahnya. Itulah sebabnya, sejarah filsafat zaman modern tidak mungkin mengabaikannya.
Marxisme adalah filsafat ekonomi idealis yang mengasumsikan bahwa semua orang kaya dan miskin ingin bekerja dan akan bekerja untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Itu tidak memungkinkan untuk korupsi, kejahatan terorganisir, moochers, seniman scam dan sejenisnya. Ia pada dasarnya memiliki gagasan yang sangat pro-manusiawi yang menganggap sifat manusia adalah jujur dan sungguh-sungguh setiap saat. Dan, bahwa dengan menyamakan setiap orang, tidak ada individu yang akan memiliki kekuatan yang dikatakan korup.