4 Alasan Sejarah Sebagai Seni – Intuisi, imajinasi, dan emosi, diperlukan sejarawan untuk mendeskripsikan peristiwa masa lalu.
Konsep sejarah adalah suatu wujud dari kemampuan akal dalam membentuk gambaran baru yang bersifat abstrak (tidak nyata).
4 Alasan Sejarah Sebagai Seni
Selain sebagai peristiwa, kisah, dan sebagai ilmu. Konsep sejarah yang lain adalah sejarah sebagai seni. Setidaknya ada empat alasan mengapa sejarah dikatakan sebagai seni, yaitu.
1. Sejarah Memerlukan Intuisi.
Sejarawan menggunakan intuisi untuk memahami keadaan masa lampau. Walaupun sejarawan belum lahir pada masa prasejarah, tetapi melalui fosil-fosil yang ditemukan sejarawan dapat menceritakan keadaan pada masa dinosaurus masih hidup.
2. sejarah Memerlukan Imajinasi.
lmajinasi merupakan kemampuan dalam membayangkan dan menggabungkan apa yang sebelumnya, sedang, dan yang akan cerjadi.
3. Sejarah Memerlukan Emosi.
Sejarawan harus menyatakan perasaan dengan kehidupan masa lampau. Ia harus merasa seolah-olah mengalami peristiwa tersebut sehingga ia turut merasakan pengalaman masa lampau atau disebut empati.
4. Sejarah Memerlukan Gaya Bahasa
Dalam menyampaikan kisah masa lampau, diperlukan kemampuan mengolah kata dan bahasa sehingga pembaca memahami tulisan sejarah. Meskipun sejarah masuk dalam kategori seni, tetapi sejarah harus tetap mengindahkan kaidah-kaidah penulisan sejarah.
Sejarah dapat dikatakan sebagai seni karena pada salah satu tahap metode sejarah ada yang disebut dengan interpretasi. Interpretasi merupakan upaya untuk mengambil makna dari sebuah fakta yang didapat melalui kritik sumber. Tahap interpretasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sejarawan mengimajinasikan masa lalu. Upaya untuk benar-benar memahami masa lalu adalah dengan menghadirkan masa lalu itu sendiri, melalui proses imajinasi sejarawan.
Pada tahap ini, sejarawan bekerja layaknya seorang novelis ata sastrawan yang memanfaatkan daya pikir dan daya imajinasinya. Pada tahap terakhir metode sejarah, yaitu historiografi atau penulisan sejarah, unsur seni ada pula di dalamnya. Pada tahap ini pula, sejarawan dituntut untuk menghadirkan masa lalu itu dalam sebuah tulisan yang menarik. Hal ini bertujuan agar cerita sejarah itu tidak kering dan membosankan.
Pemilihan kata, koherensi antarkalimat dan paragraf menjadi salah satu hal yang diperhatikan dalam penulisan sejarah. Lagi-lagi, sejarawan bekerja layaknya seorang novelis atau sastrawan pada tahapan ini. Dari contoh tersebut, kiranya dapat dilihat bagaiman nilai seni dalam sebuah ilmu.