Saat lahir, emosi muncul dalam bentuk sederhana dan hampir tidak bisa dibedakan. Seiring bertambahnya usia, berbagai reaksi emosional menjadi lebih terlihat dan menghasilkan rangsangan yang berbeda.
Perkembangan emosi seseorang mengalami peningkatan kematangan emosi, seiring dengan tahapan perkembangan yang dialami. Namun, kematangan emosi dapat dicapai di awal pubertas. Masa remaja awal berkisar antara 13 hingga 14 hingga 17 tahun. Pola emosional pada remaja awal sama dengan yang ada di masa kanak-kanak.
Perbedaannya terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajat. Anak di bawah umur atau perlakuan tidak adil dapat membuat remaja sangat marah dibandingkan dengan orang lain. Remaja mengekspresikan kemarahan mereka dengan keras menyalahkan mereka yang mengeluh, tidak mau berbicara, dan menyebabkan kemarahan.
Emosi yang sangat mencolok pada pubertas awal adalah kesedihan. Remaja sangat sensitif terhadap ejekan yang diarahkan padanya. Kesedihan terjadi ketika ejekan datang dari seorang teman, terutama tipe teman yang berbeda. Sebaliknya, ketika remaja mendapatkan pujian, terutama pujian untuk diri mereka sendiri atau pekerjaan mereka, perasaan gembira muncul. Kegembiraan ini mempengaruhi remaja, terutama sehubungan dengan kepercayaan diri dan koordinasi remaja.
Menurut Goldman (Sundari, 2005: 34), bentuk emosi yang umum pada masa remaja awal adalah kemarahan, rasa malu, ketakutan, kecemasan, kecemburuan, kecemburuan, kesedihan, kegembiraan, kasih sayang, dan keingintahuan. Dalam hal emosi negatif, remaja awal umumnya tidak dapat mengendalikannya dengan baik.
Menurut Hurlock (1999: 213), ada tiga indikator yang menentukan kematangan emosi remaja:
- Emosinya tidak meledak di depan orang lain, tetapi menunggu waktu dan tempat yang lebih tepat dan mengekspresikan emosinya dengan cara yang lebih dapat diterima.
- Sebelum bereaksi secara emosional, pertama mengevaluasi situasi secara kritis.
- Memberikan respons emosional yang stabil.
Remaja benar-benar dikatakan “remaja”. Dengan kata lain, pemuda itu tidak hanya matang secara fisik, tetapi juga dewasa secara emosional. Jika tidak tergantung pada orang tua, mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan mereka, menjadi lebih kooperatif, dan membangun hubungan yang baik dengan teman sebaya.