Keterampilan menyimak sangat berperan dalam kehidupan manusia di lingkungan masyarakat. Peran penting penguasaan keterampilan menyimak sangat tampak di lingkungan sekolah. Siswa mempergunakan sebagaian besar waktunya untuk menyimak pelajaran yang disampaikan oleh guru. Keberhasilan dalam memahami serta menguasai pelajaran diawali oleh kemampuan menyimak yang baik. Kemampuan seseorang dalam menyimak dapat dilihat dari latar belakangnya. Latar belakang masing-masing orang mempunyai perbedaan, baik psikologis, sosiologis, maupun pendidikannya. Menurut Rahminah (2005), menyimak dapat diartikan sebagai koordinasi berbagai komponen-komponen keterampilan baik keterampilan mempersepsi, menganalisis, mampu menyintensis. Apabila seseorang dalam menyimak mampu mengintegrasikan komponen-komponen tersebut maka dapat dikatakan berhasil dalam kegiatan menyimak.
Subyantoro dan Hartono (2003: 1-2) menyatakan bahwa mendengar adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi oleh panca indra pendengar yang terjadi pada waktu kita dalam keadaan sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang dilakukan dengan sengaja penuh perhatian terhadap apa yang didengar, sementara itu menyimak intensitas perhatiannya terhadap apa yang disimak. Tarigan (1994: 28) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Anderson (dalam Tarigan, 1994: 28) menyatakan bahwa menyimak adalah proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Namun, menyimak menurut Akhadiat (dalam Sutari, dkk. 1998: 19) adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.
Semi (dalam Duiqchoey 2009) Menyimak merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat represif. Menyimak yaitu mendengarkan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterprestasi, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian. Bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa yang dsimak pun harus diperhitungkan dalam menentukan maknanya (Zuhayya, 2010). Menyimak adalah proses memahami ucapan dalam bahasa asal atau bahasa kedua (Helgesen and Brown 2007: 32). Selanjutnya Howatt dan Dakin seperti dikutip oleh Saricoban (2006) menyatakan bahwa menyimak adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami apa yang orang lain katakan. Nunan (2005: 3) menyatakan bahwa menyimak adalah proses aktif dan berarti dalam memaknai apa yang kita dengar. Menurut Rubin (1995: 7) menyimak diartikan sebagai sebuah proses aktif para pendengar memilih dan menafsirkan informasi yang berasal dari keterangan audio dan visual untuk memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang sedang diungkapkan oleh pembicara.
Menurut Rost (2002: 279) menyimak ialah proses mental dalam menafsirkan makna dari input lisan. Richard and Schmidt (2002: 313) menyatakan bahwa menyimak pemahaman adalah proses memahami ucapan dalam bahasa asal atau bahasa kedua. Studi dari pemahaman menyimak dalam pembelajaran bahasa kedua memusatkan pada peran dari masing-masing unit kebahasaan (contohnya fonem, kata, struktur bahasa) dan juga peran dari pendengar harapan situasi dan konteks, pengetahuan dasar dan topik. Berbeda dengan pendapat Nurhadi (1995: 339) yang membagi pengertian menyimak menjadi dua yaitu pertama menyimak dalam arti sempit mengacu pada proses mental pendengar yang menerima bunyi yang dirangsangkan oleh pembicara dan kemudian menyusun penafsiran apa yang disimaknya, kedua menyimak dalam arti luas mengacu pada proses bahwa si penyimak tidak hanya mengerti dan membuat penafsiran tentang apa yang disimaknya, tetapi lebih dari itu ia berusaha melakukan apa yang diinformasikan oleh materi yang disimaknya.
Menyimak mempunyai arti yang sama dengan mendengarkan. Menyimak dapat pula bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russel & Russel; Anderson dalam Tarigan, 1994: 28). Mendengarkan menurut Subyantoro dan Hartono (2003: 1-2) adalah kegiatan mendengar yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengar. Dalam hal ini rangsangan bunyi yang dimaksud untuk didengar adalah bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan diucapkan oleh seseorang dalam suatu peristiwa komunitas. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan menyimak adalah kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi dan interprestasi untuk memperoleh pesan, informasi, memahami makna komunikasi, dan merespon yang terkandung dalam lambang lisan yang disimak. Menyimak juga merupakan kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi dan interprestasi untuk memperoleh pesan, informasi, memahami makna komunikasi, dan merespon yang terkandung dalam tuturan lisan.