Kumpulan dari banyak sel yang kecenderungan sifat dan fungsinya sama dan saling berhubungan antara satu dan yang lainnya akan membentuk sebuah jaringan. Berdasarkan jaringan penyusunnya, ada dua jenis jaringan, yaitu jaringan sederhana yang bersifat homogen, dan juga jaringan kompleks yang bersifat heterogen.
Pada jaringan tumbuhan, termasuk kedalam jaringan sederhana antara lain yaitu
- Jaringan Sklerenkim
- Jaringan Parenkim
- Jaringan Kolenkim
Sedangkan yang tergolong jaringan rumit yaitu,
- Jaringan Xilem dan Floem
- Jaringan Epidermis
Sel pada jaringan sklerenkim terbagi atas 2 jenis, yaitu:
1. Serat sklerenkim (fibers)
Serat sklerenkim merupakan sel yang sudah mati dengan ukuran panjang sekitar 2mm dengan ujung yang meruncing. Dinding sel serat mengalami penebalan dari zat kayu dan juga mengandung selulosa.
Serat sklerenkim memiliki bentuk poligonal, Bisa berupa segi lima maupun segi enam dengan noktah-noktahnya yaitu saluran yang sangat sempit dan miring.
Ada dua jenis serat sklerenkim yaitu :
- Serat Xylem – Serat xylem disebut juga dengan Xilari. Serat ini adalah komponen utama kayu sebab pada dinding seratnya mengandung lignin. Serat xylem berkembang dari jaringan prokambium hingga menjadikannya bagian dari jaringan pembuluh. Struktur serabut xilari sangat variatif karena mempunyai tebal dinding, bentuk dan ukuran yang berbeda.
- Serat di luar Xylem – Extraxilari merupaan sebutan serat sklerenkim yang ada diluar xylem. Serat ekstraxilari ada yang mengandung zat lignin, akan tetapi ada juga yang tidak. Secara umum, serabut extraxilar adalah berupa serabut panjang. Bagian ujung serabutnya bisa meruncing, menumpul ataupun bercabang.
2. Sel-sel batu (sklereida)
Ada teori yang membedakan sel batu dengan sel serat berdasarkan dari ukurannya, yaitu sel serat disebut mempunyai serabut panjang, sedangkan sel batu mempunyai serabut yang lebih pendek. Namun pengelompokan tumbuhan ini ditolak dari banyak ahli karena pada tumbuhan ada juga serat sklerenkim yang pendek dan ada sel batu yang serabutnya panjang.
Serat dan sel batu mampu dibedakan dari asal unsur pembentuknya. Sel batu berkembang dari sel parenkim yang dindingnya sudah mengalami penebalan skunder, sedangkan serat berkembang dari meristem.
Noktah pada sel batu kebanyakan memilki bentuk bulat dan sempit. Klereida mempunyai bentuk dan ukuran yang bervariasi, sebagaian memiliki bentuk isodiametrik, dan tidak sedikit yang bentuknya tidak beraturan. Sel batu bisa ditemui pada bagian pembuluh tapis, sel kayu, buah dan juga biji.