Berikut ini adalah beberapa proses pembuatan vaksin yaitu:
1. Tahap produksi vaksin
Cara produksi vaksin bukanlah seperti cara membuat obat racikan, namun proses pembuatannya sangat rumit sehingga untuk 1 jenis vaksin baru, dibutuhkan pembuatan hingga pengujian selama 10 – 20 tahun. Produksi vaksin memiliki beberapa tahap. Proses pembuatan vaksin memiliki langkah-langkah berikut:
-
Menghasilkan antigen dari Kuman
Produksi awal melibatkan pembentukan antigen dari mikroba. Untuk ini virus atau mikroba tumbuh baik pada sel-sel dasar seperti telur ayam (misalnya vaksin influenza). Antigen juga bisa merupakan racun atau toxoid dari organisme (misalnya difteri atau tetanus) atau mungkin berupa bagian potongan tubuh kuman. Selain itu antigen juga bisa jad berupa protein atau bagian dari organisme yang dibiakkan dengan media jamur, bakteri lain atau sel budidaya. Bakteri atau virus dibuat lemah dengan menggunakan bahan kimia atau panas untuk membuat vaksin (misalnya vaksin polio).
-
Isolasi antigen
Isolasi bertujuan untuk menghilangkan komponen yang tidak diinginkan dari hasil kultur. Pemurnian / pencucian bertujuan untuk mempertahankan komponen yang diinginkan secara selektif sesuai dengan spesifikasi tertinggi, sekaligus secara selektif membuang komponen yang tidak diperlukan. Umumnya purifikasi ini dilakukan setelah proses fermentasi. Beberapa metode yang digunakan pada purifikasiadalah sentrifugasi, kromatografi dan filtrasi. Filtrasi dilakukan dengan memberikan tekanan tertentu agar larutan yang ingin dimurnikan masuk melalui membran penyaringan, “dicuci” hingga jutaan kali (seperti pada beberapa vaksin yang bersinggungan dengan enzim tripsin babi), sehingga pada akhirnya yang tersisa hanyalah komponen yang diinginkan.
-
Penambahan Bahan Dasar Vaksin
Setelah antigen dibentuk, vaksin diformulasikan dengan menambahkan ajuvan, stabilisator dan pengawet :
- Adjuvan : berfungsi untuk memperkuat respons imun
- Stabilizer : berfungsi untuk menstabilkan vaksin, misalnya dalam suhu ekstrim
- Aditif/ Preservatif / Pengawet : berfungsi sebagai antimikroba, khususnya pada vaksin kemasan multidosis.
Adalah hal yang sulit untuk membuat vaksin vaksin kombinasi karena kemungkinan tidak kompatibel dan interaksi antara antigen dan bahan-bahan lain dari vaksin, oleh karena itu harga vaksin kombinasi lebih mahal daripada harga vaksin tunggal.