Berikut terdapat sistem penyusunan kearsipan antara lain yaitu:
1. Sistem Abjad (Alphabethical)
Jadi, dalam sistem penyusunan ini, Si Penyusun mengelompokan kearsipan ini menurut susunaan Abjadnya. Contoh cara penyusunan seperti cara penyusunan kata dalam suatu Kamus.
2. Sitem Geografis (Geoghraphy)
Sistem ini biasa digunakan oleh Penyusun arsip yang mempunyai unit-unit organisasi dibeberapa wilayah. Si Penyusun menggunakan siztem ini agar memudahkan dalam membaca arsipnya. Dalam melaksanakan sistem ini seorang Penulis Arsip pertama-tama harus bisa memilih menurut nama daerahnya, setelah itu baru diadakan sub-sub kelompok menurut nama instansinya.
3. Sistem Kronologis (Cronology)
Sitem kronologis biasanya digunakan bagi arsip yang penyelesaiannya perlu untuk memperhatikan jangka waktu tertentu, misalnya masalah-masalah tagihan yang jatuh temponya telah ditetapkan, jadi dengan sistem ini, dapat memudahkan dalam melihat jatuh tempo seseorang.
4. Sistem Nomor (Numberitical)
Sistem Nomor ini salah satu cara penyusunan arsip berdasarkan angka. Sistem ini bila digunakan maka masing-masing warkat diberi nomor urut mulai nomor satu dan seterusnya. Sistem ini biasa disebut sistem filling yang tidak langsung, karena sebelum pemberian nomor, juru arsip harus mengadakan pengelompokan warkat-warkat yang ada menurut permasalahannya, baru kemudian diberikan nomor dibelakangnya
5. Sistem Subyek (Subject)
Si Penulis harus memisah-misahkan warkat-warkat yang ada sesuai dengan permasalahannya atau sesuai dengan subjeknya. Biasanya dalam sistrm subyek ini sistem yang dalam sistem fillingnya juru arsip harus memisah-misahkan warkat-warkat yang ada sesuai dengan permasalahannya. Jadi langkah-langkah yang dilakukannya sama dengan langkah-langkah dalam sistem nomor, hanya bedanya bahwa penekanan kegiatan kepada pengelompokan masalah,bukan pada penomorannya.
Peralatan Kearsipan
Berikut terdapat beberapa peralatan kearsipan yang digunakan untuk menyimpan berkas-berkas penting diantaranya sebagai berikut:
1. Map
- Map Biasa (Stop Map), gunanya untuk menyimpan sementara warkat-warkat. Adapun keuntungannya adalah praktis dan mudah mempergunakannya. Sedangkan kerugiannya adalah kemampuan untuk menyimpan warkat dalam jumlah yang sangat terbatas dan juga warkat-warkat tersebut mudah lepas.
- Stop Map Tali (Portable), memakai tali pengikat sebagai alat merapatkannya, terbuat dari karton dan diberi tali dari kain atau pita. Keuntungannya adalah biayanya murah dan dapat dibuat sendiri.
- Map Jepit (Snelhechter), adalah map untuk menyimpan berkas yang telah diperforator (dilubangi) terlebih dahulu, sehingga berkas tersebut tidak lepas dari kaitan.
- Map Tebal atau Besar dengan Jepitan (Ordner or Brie Ordner), adalah map dengan memakai jepitan khusus dan bentuknya kuat sehingga dapat disimpan secara vertical. Penyimpanannya lebih baik di atas rak sehingga mudah dilihat apabila kita memerlukannya.
2. Folder (Sampul Arsip)
- Folder merupakan tempat atau wadah arsip.
- Bentuknya seperti map tanpa daun penutup pada sisinya.
- Di atasnya terdapat tab yang gunanya untuk menempatkan kode dan indeks arsip.
- Fungsi dari tab folder adalah untuk menempatkan kode-kode atau tanda-tanda atau indeks yang menunjukkan isi folder yang bersangkutan.
3. Guide atau Sekat
- Sekat atau Guide merupakan petunjuk dan pemisah antara kelompok masalah yang lain, sesuai dengan pengelompokkan masalah pada klasifikasi arsip.
- Dibuat dari karton tebal (supaya dapat tegak).
- Memiliki bagian yang menonjol yang dinamakan tab.
- Tab gunanya untuk menempatkan atau mencantumkan masalah sampai ke sub-sub masalah.
4. Filling Cabinet (File Cabinet)
5. Lemari Arsip
6. Meja
7. Berkas Kotak (Box File)
8. Rak Arsip
9. Mesin-mesin Kantor
Demikian Penjelasan Materi Tentang Administrasi Kearsipan: Pengertian, Ciri, Tujuan, Fungsi, Jenis, Sistem dan Peralatan
Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Semuanya