Secara etimologis, terminologi metafora dibentuk melalui perpaduan dua kata Yunani—“meta” (diatas) dan “pherein” (mengalihkan/memindahkan). Dalam bahasa Yunani Modern, kata metafora juga bermakna “transfer” atau “transpor”. Dengan demikian, metafora adalah pengalihan citra, makna, atau kualitas sebuah ungkapan kepada suatu ungkapan lain (Classe: 2000: 941).
Pengalihan tersebut dilakukan dengan cara merujuk suatu konsep kepada suatu konsep lain untuk mengisyaratkan kesamaan, analogi atau hubungan kedua konsep tersebut. Sebagai contoh, dalam metafora “Pelanggan adalah raja,” berbagai citra atau kualitas seorang raja, seperti kekuasaan, pengaruh, posisi, dan sebagainya dipindahkan kepada pelanggan. Ungkapan Shakespeare yang sangat terkenal “All the world’s a stage” adalah contoh metafora yang sering dikutip. Metafora ini mengindikasikan bahwa “the world” dan “stage” adalah dua hal yang analog.
Karena metafora merupakan sebuah topik kajian utama berbagai disiplin ilmu, terutama linguistik, teori kesusastraan, filsafat, dan psikologi, konsep-konsep tentang metafora, termasuk definisinya, sangat beragam (Picken: 1988: 108). Hingga saat ini, terdapat paling tidak empat teori metafora yang mengungkapkan metafora dengan berbagai sudut pandang. Berikut ini adalah uraian singkat tentang keempat teori tersebut, yang secara khusus ditinjau dari perspektif penerjemahan.