Untuk memperoleh informasi yang rinci dan obyektif, seorang penyelidik dalam mengadakan wawancara tidak dapat bersikap egois dalam arti hanya mementingkan kebutuhannya sendiri semata-mata tanpa memperhatikan situasi orang yang diwawancara. Benar ia memerlukan data, data yang seteliti-telitinya dan sebanyak-banyaknya. Tetapi sementara ia harus dapat menggali fakta-fakta yang sedalam-dalamnya, ia tidak bisa mengabaikan perasaan dan reaksi benda hiduup yang simpati dan antipati, serta mempunyai kebebasan untuk menjawab atau tidak menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya. Ia bisa tersinggung oleh sikap dan kata-kata, dan ia bisa berbuat acuh-tak-acuh atau memberi jawaban yang tidak semestinya. Oleh sebab itu tak akan pada tempatnya jika penyelidik bersikap tak mau tahu terhadap kenyataan itu, tetapi ia mengharapkan informasi yang sebaik-baiknya dan secukup-cukupnya dari yang diwawancara.